Random

Rabu, 04 April 2012

Peningkatan Keterampilan Konstruksi dengan Pendekatan Konstruktivisme di Kelas IV SD

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting bagi pembangunan suatu negara. Pembangunan tidak terlepas dari peran manusianya, untuk itu pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Pembangunan di bidang pendidikan selalu ada dan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakatnya.

Pembangunan di bidang pendidikan, bertujuan agar kualitas sumber daya manusia yang dimiliki dapat bersaing secara global. Lembaga pendidikan perlu melakukan berbagai upaya ke arah peningkatan kualitas pendidikan secara berkesinambungan, yang pada akhirnya lembaga pendidikan tersebut dapat menjalankan programnya untuk memberdayakan manusia.Lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 6-12 tahun adalah sekolah dasar (SD). SD merupakan masa “keemasan berekspresi kreatif”, ini diperkuat menurut Depdiknas (2006:611) bahwa mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dapat mengembangkan pengalaman estetik dalam kegiatan berkreasi dan berapresiasi.
Kegiatan berkreasi dan berapresiasi memiliki peranan dalam pembentukan pribadi yang harmonis. Artinya, ada keseimbangan antara kemampuan intelegensi, seni, dan keterampilan. Pada pelajaran ini peneliti lebih menekankan pada keterampilan vokasional, khususnya kerajinan tangan.     Kerajinan tangan/ keterampilan adalah salah satu bagian dari seni rupa terapan. Sumanto (2006:8) membagi karya seni rupa berdasarkan fungsi/ tujuan menjadi dua yaitu : “(1) Seni rupa murni (fine art) adalah jenis karya seni rupa yang dalam proses penciptaannya mengutamakan ungkapan/ ide/ gagasan, perasaan nilai estetis-artistik; (2) Seni rupa terapan (applied art) adalah jenis karya seni rupa dalam proses penciptaannya lebih mempertimbangkan nilai fungsi”.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa kerajinan tangan/ keterampilan merupakan bagian dari seni rupa terapan dimana proses penciptaannya lebih mempertimbangkan nilai fungsi. Terlaksananya kerajinan tangan/ keterampilan konstruksi dengan baik dan bermakna bagi peserta didik, apabila guru memahami tujuan dari belajar kerajinan tangan/ keterampilan konstruksi yang akan diajarkan.

Agar tercapainya tujuan pembelajaran kerajinan tangan/ keterampilan konstruksi salah satu cara yang harus digunakan guru dalam proses pembelajaran  adalah guru harus menguasai berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang digunakan harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar peserta didik.

Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran adalah untuk menentukan berhasil tidaknya pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian guru diharapkan dapat menggunakan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran sesuai dengan bidang studi dan materi yang diberikan. Menurut Herawati (dalam Asma, 2008:22) terdapat tujuh pendekatan pembelajaran yang sering digunakan guru dalam mengajar peserta didik yaitu “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), Pendekatan Pemecahan Masalah, Pendekatan Inkuiri, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Pendekatan Lingkungan, Pendekatan Proses, Pendekatan Konstruktivisme”.

Dari berbagai pendekatan pembelajaran di atas terlihat bahwa untuk mencapai proses pembelajaran yang diharapkan guru haruslah memahami konsep pendekatan tersebut. Pada latar belakang ini peneliti tidak membahas semua pendekatan dalam proses pembelajaran, tapi lebih menfokuskan pada satu pendekatan yaitu pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme lebih bersifat membangun pengetahuan peserta didik dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada peserta didik dengan ilmu baru dan dapat dibawa dalam kehidupannya sehari-hari, untuk itu dengan menggunakan  pendekatan konstruktivisme diharapkan kemampuan keterampilan konstruksi peserta didik dapat ditingkatkan.

Keterampilan konstruksi bertujuan agar peserta didik mampu bekerja terampil, mampu menciptakan, dan mengekspresikan beragam gagasan/ ide ke dalam suatu karya dengan menggunakan bahan alam dan limbah yang ada di lingkungannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran konstruksi adalah bagaimana seorang guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang dapat membangkitkan kreativitas peserta didik agar keterampilan konstruksi yang dimilikinya mengalami peningkatan dengan baik dan terarah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap peserta didik Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto pada tanggal 2 Maret 2009 mengenai pembelajaran keterampilan konstruksi masih termasuk kategori rendah. Rendahnya keterampilan konstruksi tergambar dari hasil karya peserta didik. Selain itu, rancangan keterampilan peserta didik masih serupa antara satu dengan lainnya, dan dalam pelaksanaannya peserta didik masih terpaku pada contoh yang diberikan oleh guru. Ini berarti permasalahannya bukan hanya pada peserta didik saja tapi juga dihadapi oleh guru.

Permasalahan yang timbul diakibatkan kurang tepatnya guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran kurang terstruktur dengan baik. Kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh guru dalam pembelajaran adalah memberikan contoh yang siap saji, sehingga dalam pelaksanaannya peserta didik tinggal mencontoh saja dan dalam penyampaian materi guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Dengan metode ceramah yang disajikan guru membuat peserta didik menjadi bosan, dan kurang bersemangat.

Dalam melakukan penilaian guru cenderung menilai hasil karya peserta didik yang telah tercipta, bukan menilai penerapan pengetahuan dan berfikir yang dimulai dari proses dan kinerja pembuatan hingga diperoleh produk/ hasil. Proses penilaian seperti ini membuat peserta didik berfikir untuk secepatnya menyudahi hasil karya keterampilan konstruksi, tanpa peduli dengan keindahannya. Akibatnya, kemampuan keterampilan konstruksi peserta didik tidak mengalami peningkatan dan permasalahan ini sejalan dengan hasil belajar peserta didik. Permasalahan yang berasal dari peserta didik yaitu peserta didik kurang berupaya untuk mencari bahan dalam pembuatan keterampilan konstruksi. Peserta didik cenderung memanfaatkan sarana/ bahan seadanya.

Sehubungan dengan permasalahan ini maka pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk pembelajaran kerajinan tangan/ keterampilan konstruksi, karena peserta didik membentuk pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman di lingkungan sehingga tercipta pengetahuan baru yang lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Asri (2005:59) “Konstruktivisme memandang peserta didik sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu ”.

Pada penerapan pendekatan konstruktivisme peserta didik diberi kesempatan untuk mengobservasi lingkungan, benda-benda, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran kerajinan tangan/ keterampilan konstruksi.
Pembelajaran keterampilan konstruksi yang akan dibuat adalah vas bunga dari bahan alam dan limbah di kelas IV SD semester II. Berdasarkan uraian di atas peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Konstruksi dengan Pendekatan Konstruktivisme di Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto Kecamatan Pauh Kota Padang”. 
 B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang yang peneliti uraikan maka didapat rumusan masalah secara umum yaitu:

Bagaimana upaya peningkatan keterampilan konstruksi Dengan Pendekatan Konstruktivisme di Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto Kecamatan Pauh Kota Padang?

Rumusan masalah secara khusus adalah:
  1. Bagaimana merancang pembelajaran keterampilan konstruksi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme bagi peserta didik Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto pada bidang studi SBK?
  2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan konstruksi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme bagi peserta didik Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto pada bidang studi SBK?
  3. Bagaimana penilaian pembelajaran keterampilan konstruksi dengan pendekatan konstruktivisme bagi peserta didik Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto pada bidang studi SBK? 
 C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan:
  1. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran keterampilan konstruksi dengan pendekatan konstruktivisme bagi peserta didik Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto pada bidang studi SBK.
  2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran keterampilan konstruksi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme bagi peserta didik Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto pada bidang studi SBK.
  3. Mendeskripsikan penilaian pembelajaran keterampilan konstruksi dengan pendekatan konstruktivisme bagi peserta didik Kelas IV SD Negeri 13 Kapalo Koto pada bidang studi SBK.
C. Manfaat Penelitian
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
  • Peserta didik, salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan khususnya pembelajaran kontruksi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. 
  • Guru, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan masukan pengetahuan dan pengalaman praktis dalam melaksanakan pembelajaran konstruksi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. 
  • Peneliti, diharapkan bermanfaat sebagai masukan pengetahuan dan dapat membandingkannya dengan penerapan teori pembelajaran yang lain dan kemungkinan penerapannya di sekolah, khususnya SD.

0 komentar:

Posting Komentar